Sabtu, 25 Oktober 2014

Sukacitaku Sukacitamu

Dimalam natal, orang-orang berlalu-lalang memenuhi jalan kota, bersukacita, sibuk mempersiapkan natal. Disana ada seorang gadis kecil berpakaian compang-camping, menjual korek api. Namun,tidak ada seorangpun yang membelinya. Meski sudah gelap, gadis itu tidak berani pulang, karena ayahnya akan memukulinya jika pulang tanpa uang. Ketika ia akan menyebrangi jalan, sebuah kereta kuda berlari kencang. Gadis itu melompat, korek apinya berserakan, sepatunya terlempar entah kemana, yang sebelahnya jatuh disebrang jalan.Ketika gadis itu akan memungutnya seorang anak laki-laki mengambilnya lalu melarikan diri. Akhirnya gadis itupun bertelanjang kaki.

Gadis itu membawa korek api yang tersisa, berjalan dengan sangat lelahnya. terlihatlah sinar terang dari sejumlah rumah. Ia mendekatinya, terdengar tawa gembira, Di hangatkan oleh api perapian, dan penghuninya terlihat menikmati indahnya natal. Gadis itu meneteskan air mata. Dari jendela terlihatlah pohon natal berkelip-kelip dan anak-anak yang gembira menerima banyak hadiah. akhirnya cahaya dijendela itu hilang, sekelilingnya menjadi sunyi.

Gadis itu duduk tertimpa curahan salju dengan perut lapar dan sudah tidak bisa bergerak. Gadis itupun menghembuskan nafasnya ketangan, tak sedikitpun menghangatkannya, maka ia menyalahkan korek apinya. Ketika itu muncul gambar makanan, namun hilang saat korek apinya habis. Ia menyalahkan korek api lagi, dan ia melihat pohon Natal, dan hilang. Dia menyalahkan lagi dan ia melihat neneknya. Bayangan neneknya mulai kabur, Gadis itu akhirnya menyalahkan korek api yang tersisa. Akhirnya ia dibawa oleh neneknya ke surga, bertemu dengan ibunya. Ia sangat bahagia. Keesokan harinya, Gadis itu ditemukan telah meninggal dan orang-orang yang menolak membeli korek apinya menyesal karena tidak membeli dan mengabaikannya.

Kisah Gadis penjual korek api ini begitu tragis, disaat banyak orang bersuka-cita merayakan Natal, ada seorang gadis yaang kecil yang bergulat dengan penderitaannya tanpa ada yang perduli.Memang tidak dapat dipungkiri Natal identik dengan sukacita, karena juruselamat telah lahir bagi manusia berdosa.

apa yang kita alami ini sebenernya tidak berbeda jauh dari cerita diatas. karena ditengah kemeriahan Natal, ada banyak orang yang bergelut dengan kerasnya kehidupan, akrab dengan kemiskinan, harus bergulat demi sesuap nasi, anak-anak yang harus hidup dilingkungan yang keras dan kejam, tanpa masa depan seperti pengemis. jika Natal adalah peristiwa yang penuh sukacita bagaimana mereka merasakan sukacita Natal itu?

Sebagai Kristen kita wajib menyebarkan sukacita yang kita rasakan kepada setiap orang, agar mereka juga mengalami sukacita surga. sukacitaku, sukacitamu...

oleh : (Sdri. Margaretha Santyaninta, S.SI Teologi*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar